Ekonesia.com –Pembangkit energi listrik yang terdapat di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kini menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang memproduksi hidrogen hijau. Hal ini dilakukan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP Kamojang yang memanfaatkan air kondensasi dari produksi listrik geothermal.
PLTP Kamojang sendiri telah beroperasi sejak tahun 1982 dan telah menjadi penyuplai sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Namun, kini PLTP ini juga mengembangkan hidrogen hijau dan menjadikannya sebagai pembangkit yang memproduksi hidrogen hijau pertama di Asia Tenggara.
Iwan Setiono, Spesialis Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power, mengatakan bahwa PLTP Kamojang saat ini mampu menghasilkan 6 kilogram hidrogen hijau per hari dan dapat mencapai maksimal 12 kilogram. Hasil produksi ini kemudian digunakan untuk memasok hidrogen hijau ke Hydrogen Refueling Station di Senayan.
Sementara itu, Ibnu Agus Santosa, Senior Manager unit bisnis pembangkitan Kamojang, menekankan bahwa pengembangan hidrogen hijau ini menandakan komitmen PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, juga menyatakan bahwa PLN terus berinovasi untuk mengembangkan energi ramah lingkungan dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060.
Pembangkit listrik ini merupakan bagian dari Pertamina Geothermal Energy dan telah beroperasi sejak 1982. PLTP Kamojang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 140 Megawatt (MW) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik warga.
Tak hanya menjadi penyuplai listrik, PLTP Kamojang juga memiliki Geothermal Information Center yang dapat menjadi referensi bagi masyarakat dan sekolah-sekolah di sekitar Jawa Barat. Dengan adanya pengembangan hidrogen hijau ini, diharapkan PLTP Kamojang dapat terus berkembang dan menghasilkan produk ramah lingkungan.
Selain itu, PLN juga telah membangun 22 Green Hydrogen Plant (GHP) yang bertujuan untuk memperkuat transisi menuju energi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mengembangkan energi hijau dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060.
Dengan adanya pengembangan hidrogen hijau di PLTP Kamojang, diharapkan dapat menjadi inovasi yang terus berkembang dalam menghasilkan produk ramah lingkungan. Sehingga, PLTP Kamojang dapat menjadi contoh bagi pembangkit energi lainnya dalam memanfaatkan energi baru terbarukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga artikel menarik lainnya hanya di Ekonesia.com!
Ekonesia.com – Pembangkit energi listrik yang terdapat di Kamojang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, kini menjadi yang pertama di Asia Tenggara yang memproduksi hidrogen hijau. Hal ini dilakukan oleh pembangkit listrik tenaga panas bumi atau PLTP Kamojang yang memanfaatkan air kondensasi dari produksi listrik geothermal.
PLTP Kamojang sendiri telah beroperasi sejak tahun 1982 dan telah menjadi penyuplai sistem ketenagalistrikan Jawa dan Bali. Namun, kini PLTP ini juga mengembangkan hidrogen hijau dan menjadikannya sebagai pembangkit yang memproduksi hidrogen hijau pertama di Asia Tenggara.
Iwan Setiono, Spesialis Tata Kelola Pembangkit Unit Bisnis Pembangkitan Kamojang PLN Indonesia Power, mengatakan bahwa PLTP Kamojang saat ini mampu menghasilkan 6 kilogram hidrogen hijau per hari dan dapat mencapai maksimal 12 kilogram. Hasil produksi ini kemudian digunakan untuk memasok hidrogen hijau ke Hydrogen Refueling Station di Senayan.
Sementara itu, Ibnu Agus Santosa, Senior Manager unit bisnis pembangkitan Kamojang, menekankan bahwa pengembangan hidrogen hijau ini menandakan komitmen PLN dalam mengembangkan energi baru terbarukan. Darmawan Prasodjo, Direktur Utama PLN, juga menyatakan bahwa PLN terus berinovasi untuk mengembangkan energi ramah lingkungan dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060.
Pembangkit listrik ini merupakan bagian dari Pertamina Geothermal Energy dan telah beroperasi sejak 1982. PLTP Kamojang mampu menghasilkan daya listrik sebesar 140 Megawatt (MW) yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik warga.
Tak hanya menjadi penyuplai listrik, PLTP Kamojang juga memiliki Geothermal Information Center yang dapat menjadi referensi bagi masyarakat dan sekolah-sekolah di sekitar Jawa Barat. Dengan adanya pengembangan hidrogen hijau ini, diharapkan PLTP Kamojang dapat terus berkembang dan menghasilkan produk ramah lingkungan.
Selain itu, PLN juga telah membangun 22 Green Hydrogen Plant (GHP) yang bertujuan untuk memperkuat transisi menuju energi berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan komitmen PLN untuk mengembangkan energi hijau dan mencapai target emisi nol bersih pada 2060.
Dengan adanya pengembangan hidrogen hijau di PLTP Kamojang, diharapkan dapat menjadi inovasi yang terus berkembang dalam menghasilkan produk ramah lingkungan. Sehingga, PLTP Kamojang dapat menjadi contoh bagi pembangkit energi lainnya dalam memanfaatkan energi baru terbarukan untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Baca juga artikel menarik lainnya hanya di Ekonesia.com!