Ekonesia.com – JAKARTA – Kurs rupiah pada perdagangan hari ini berhasil menguat sebesar 53 poin atau 0,35 persen ke level Rp15.401 per dolar AS, setelah sebelumnya berada di posisi Rp15.455 per dolar AS.
Menurut pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, dolar AS mengalami pelemahan karena pasar sedang waspada menyambut pembacaan data inflasi indeks harga konsumen AS yang akan dirilis pada hari Rabu. Data tersebut diharapkan akan mempengaruhi prospek suku bunga. Selain itu, data tersebut juga diprediksi akan menunjukkan penurunan inflasi pada bulan Agustus.
“Data CPI dirilis seminggu sebelum pertemuan Federal Reserve, yang mana bank sentral diharapkan akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Namun, harapan untuk pemotongan suku bunga sebesar 50 basis poin telah mengguncang pasar saham minggu lalu, terutama karena ada beberapa tanda ketahanan dalam ekonomi AS,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (11/9/2024).
Tak hanya itu, debat sengit antara Wakil Presiden Kamala Harris dan mantan Presiden Donald Trump juga memunculkan keraguan lebih banyak terkait pemilihan presiden 2024. Dengan waktu kurang dari dua bulan menuju pemungutan suara, situasi politik di AS semakin tidak menentu.
Di Asia, sentimen terhadap Tiongkok juga terpukul oleh kemajuan RUU AS yang bertujuan untuk membatasi bisnis dengan perusahaan-perusahaan bioteknologi Tiongkok. DPR AS bahkan hampir secara bulat menyetujui RUU tersebut pada hari Senin.
Pemerintah Tiongkok mengkritik RUU tersebut, yang masih harus disahkan oleh Senat. Namun, RUU tersebut dapat menjadi hambatan lain bagi hubungan AS-Tiongkok yang sudah tegang akibat pengenaan tarif perdagangan baru yang tinggi pada beberapa industri Tiongkok. Sentimen negatif terhadap Tiongkok semakin meningkat setelah Trump mengulangi rencananya untuk memberlakukan tarif perdagangan yang lebih tinggi terhadap negara tersebut.
Berdasarkan data di atas, mata uang rupiah diprediksi akan bergerak fluktuatif pada perdagangan berikutnya, namun tetap ditutup menguat di kisaran Rp15.340 – Rp15.450 per dolar AS. Hal ini menunjukkan bahwa rupiah masih mampu bertahan di tengah situasi yang tidak menentu di pasar global.