Ekonesia.com – China telah menemukan cadangan elemen tanah jarang sebesar 5 juta ton di Provinsi Sichuan, yang merupakan penemuan terbaru setelah meningkatnya persaingan global dengan Amerika Serikat (AS). Para ahli tanah jarang menyebutkan bahwa cadangan sebesar 4,96 juta ton tersebut sangat penting untuk pengembangan teknologi, seperti kendaraan listrik, turbin angin, robot, dan senjata militer. Penemuan ini dilakukan di prefektur otonomi Liangshan Yi, yang merupakan daerah termiskin di China.
China merupakan produsen terbesar di dunia untuk elemen tanah jarang, dengan total deposit sebesar 44 juta ton menurut US Geological Survey. China Rare Earth Group, yang merupakan badan usaha milik negara, menyatakan bahwa penemuan ini akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam menjaga keamanan sumber daya tanah jarang China.
Dominasi China dalam industri tanah jarang semakin meningkatkan kekhawatiran geopolitik, terutama dalam persaingan teknologi antara China dan AS. Ekonom Pan Helin menyebutkan bahwa China harus memperluas industri tanah jarang ke sektor hilir dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya untuk mempertahankan keunggulan teknologi perusahaan.
China telah membatasi pasokan dan ekspor elemen tanah jarang, yang dianggap sebagai sumber daya mineral strategis yang berhubungan langsung dengan keamanan nasional. Namun, penemuan baru di Sichuan diharapkan dapat meningkatkan keunggulan sumber daya China di pasar global. Pan Helin juga menekankan pentingnya industri tanah jarang untuk berkembang ke sektor hilir dan meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber daya untuk mempertahankan keunggulan teknologi perusahaan.