ekonesia.com – Raksasa teknologi Korea Selatan, Samsung Electronics, tengah menghadapi tantangan dalam persaingan pasar chip AI yang sedang booming. Perusahaan tersebut mengumumkan bahwa laba kuartal ketiga mereka akan jauh di bawah ekspektasi pasar, yang mengecewakan para investor.
Menurut perkiraan Samsung, laba operasional mereka hanya sebesar 9,1 triliun won (Rp105 triliun) untuk tiga bulan yang berakhir pada 30 September, yang jauh di bawah perkiraan LSEG SmartEstimate sebesar 10,3 triliun won.
“Pendapatan tersebut mengejutkan banyak analis yang awalnya berharap lebih tinggi,” kata Lee Min-hee, seorang analis di BNK Investment & Securities seperti yang dilansir oleh Reuters.
Tantangan di Pasar Chip AI
Samsung menyatakan bahwa kerjasama mereka dalam bisnis chip AI tertunda dengan salah satu raksasa teknologi. Sementara itu, para pesaing dari China terus meningkatkan pasokan chip konvensional yang berkontribusi pada penurunan pendapatan semikonduktor Samsung.
Samsung terlambat merespons permintaan pasar yang sedang meningkat untuk chip AI. Hal ini membuat mereka lebih mengandalkan chip tradisional dengan margin yang lebih rendah, sehingga lebih rentan terhadap persaingan dari China.
Young Hyun Jun, Wakil Ketua Divisi Solusi Perangkat Samsung Electronics, mengakui tantangan yang dihadapi perusahaan.
“Memang ada kekhawatiran tentang daya saing teknologi (chip) kami. Bahkan beberapa orang berbicara tentang krisis yang dihadapi Samsung. Ini adalah masa-masa ujian,” ungkap Young Hyun Jun.
Penundaan Chip HBM
Samsung juga menyatakan bahwa penundaan penjualan chip HBM3E high-end mereka juga turut berkontribusi pada penurunan laba mereka. Selain itu, beberapa faktor lain seperti peningkatan pasokan produk “lama” dari pesaing China, biaya one-off seperti penyisihan untuk “insentif”, dan nilai tukar mata uang lokal yang tidak menguntungkan juga mempengaruhi penurunan laba Samsung.
