ekonesia.com – Jakarta, Ekonomi Indonesia kembali menunjukkan peningkatan pada perdagangan hari ini. Hal ini terlihat dari nilai tukar (kurs) rupiah yang berhasil menguat tipis sebesar 3 poin atau 0,02 persen ke level Rp15.507 per USD setelah sebelumnya berada di level Rp15.510 per USD. Meski sempat dibuka melemah di level Rp15.545 per USD, rupiah berhasil menguat pada akhir perdagangan.
Pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa pergerakan mata uang dipengaruhi oleh investor yang mengesampingkan kemungkinan pemangkasan suku bunga yang besar dari Federal Reserve pada pertemuan kebijakan berikutnya. Selain itu, investor juga memperkirakan kemenangan mantan Presiden Donald Trump dalam pemilu AS. Hal ini dikarenakan rencana Trump untuk menerapkan pemangkasan pajak, pelonggaran regulasi keuangan, dan tarif yang lebih tinggi dipandang positif bagi dolar.
Sebelumnya, Trump terlihat mengungguli Wakil Presiden Kamala Harris di pasar taruhan daring. Namun, jajak pendapat media terkini menunjukkan Harris sedikit di depan. Dengan waktu yang tersisa sekitar tiga minggu hingga pemungutan suara, pasar bersiap untuk persaingan yang ketat.
Kebijakan Trump yang diperkirakan akan bersifat inflasioner membuat imbal hasil Treasury terbebani dan mendorong dolar ke level terkuatnya sejak awal Agustus. Selain itu, pasar juga menunggu pemangkasan suku bunga lebih lanjut dari bank sentral utama. Bank Sentral Eropa diperkirakan akan memangkas suku bunga pada akhir pertemuan hari Kamis.
Di sisi lain, Menteri Perumahan China mengumumkan langkah-langkah baru untuk mendukung pasar properti. Namun, kurangnya rincian tentang penerapan langkah tersebut mengecewakan investor yang berharap akan lebih banyak langkah besar. Pengarahan hari Kamis ini merupakan yang terbaru dari serangkaian pengarahan stimulus yang dilakukan oleh China untuk memobilisasi dukungan untuk ekonomi.
Dari dalam negeri, pasar merespon positif terhadap pemilihan susunan kabinet baru. Presiden terpilih Prabowo memilih pemimpin yang memiliki kompetensi di bidangnya. Pelantikan kabinet merupakan salah satu poin penting yang tidak hanya berpengaruh pada politik, tetapi juga pada pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ditargetkan mencapai 8 persen per tahun. Oleh karena itu, pelaku pasar dan investor akan menantikan dengan hati-hati siapa saja yang akan masuk ke dalam kabinet.