ekonesia.com – KTT BRICS yang diadakan di Kota Kazan, Rusia pada pekan ini dipercaya akan menjadi daya tarik bagi banyak negara berkembang untuk bergabung dalam gerakan anti sistem Barat. Mantan analis Pentagon, Michael Maloof, menyatakan bahwa Amerika Serikat adalah pihak yang harus disalahkan atas fenomena ini.
Dalam wawancara di acara Galloway’s Mother of All Talk Shows (MOATS), Maloof memuji Presiden Rusia, Vladimir Putin, karena menyadari bahwa banyak negara di seluruh dunia mencari sistem ekonomi yang lebih inklusif.
Maloof juga melihat banyak negara berusaha untuk “keluar dari sanksi yang menjijikkan dari Barat dan sistem keuangan yang memberatkan mereka.”
“Amerika Serikat bertanggung jawab atas ‘Aturan Berbasis Pesanan’, yang memungkinkan mereka untuk membuat aturan dan melanggarnya sesuka hati. Kita telah melihat hal ini terjadi terus-menerus dalam pengambilan keputusan mereka. Dunia sudah muak dengan omong kosong ini,” ujar Maloof kepada Galloway seperti dilansir oleh redaksi ekonesia.com.
Maloof juga menyoroti adanya tantangan terhadap dominasi dolar, yang sering digunakan sebagai senjata oleh Amerika Serikat. Hal ini juga berlaku untuk sistem Barat secara keseluruhan. KTT BRICS yang akan diadakan minggu ini diharapkan dapat menawarkan mekanisme alternatif yang lebih adil.
Rusia sendiri telah mengalami pengucilan dari sistem keuangan Barat sejak konflik Ukraina pada tahun 2014. Sejak itu, negara tersebut telah meningkatkan upaya untuk menyelesaikan perdagangan luar negeri dalam mata uang rubel dan mata uang lainnya.
“Kami tidak menolak untuk menyelesaikan transaksi dalam dolar. Namun, kami seringkali ditolak dan dipaksa untuk mencari opsi lain,” jelas Putin dalam Forum Ekonomi Timur (EEF) di Vladivostok bulan lalu.
Putin juga mencatat bahwa Rusia dan mitra BRICS-nya saat ini sudah menggunakan mata uang nasional dalam 65% transaksi perdagangan mereka. Hal ini menunjukkan semakin kuatnya kerja sama antara negara-negara BRICS.
Reuters juga melaporkan bahwa Rusia berencana untuk mengusulkan sistem keuangan internasional berbasis blockchain dalam KTT BRICS minggu ini. Namun, pihak Moskow belum memberikan komentar mengenai laporan tersebut.