ekonesia.com – KOLAKA – Industri nikel di Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam melakukan transisi energi untuk mencapai target Net Zero Emmission (NZE) 2060. Hal ini sejalan dengan program hilirisasi komoditas yang telah dicanangkan oleh pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto.
Sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) dalam hilirisasi nikel, PT Ceria Nugraha Indotama (Ceria Group) telah berkomitmen untuk mendukung sepenuhnya program pemerintah tersebut. Perusahaan ini juga telah menetapkan penggunaan energi hijau di seluruh rantai industri mereka.
Salah satu sumber energi hijau yang siap digunakan di smelter Merah Putih milik Ceria Group adalah Kapal Pembangkit Listrik Terapung atau Barge Mounted Power Plant (BMPP) Nusantara II-60 MW. Salah satu kapal pembangkit ini telah bersandar di Terminal Khusus (Tersus) Wolo milik Ceria Group di Kabupaten Kolaka, Sulawesi Tenggara sejak Minggu (20/10/2024). Sementara itu, kapal pembangkit kedua akan menyusul kemudian.
BMPP Nusantara II-60MW merupakan salah satu proyek yang tercantum dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Proyek ini terdiri dari 2 unit BMPP dengan kapasitas 60 MW masing-masing.
BMPP Nusantara II ini menggunakan 100% bahan bakar gas dan dikembangkan oleh PT PAL Indonesia dan PT Indonesia Power. Dengan desain yang efisien dan teknologi yang canggih, BMPP ini dapat beroperasi dengan diesel dan LNG. Hal ini sejalan dengan komitmen Ceria Group untuk melakukan transisi menuju energi bersih.
CEO Ceria Group Derian Sakmiwata menyatakan bahwa kedatangan BMPP di area Terminal Khusus (Tersus) Wolo akan memperkuat ketahanan pasokan energi untuk pengoperasian Smelter Merah Putih yang akan segera rampung. Ia juga menambahkan bahwa kedatangan BMPP ini merupakan langkah strategis Ceria Group untuk memastikan bahwa smelter mereka dapat beroperasi secara optimal dan berkelanjutan dengan sumber energi yang andal dan ramah lingkungan.
Menurut Derian, BMPP ini didukung oleh infrastruktur Jetty Wolo dan fasilitas pendukung lainnya yang dibangun oleh PT PLN Indonesia Power (IP). Fasilitas ini dirancang untuk berfungsi maksimal dalam memenuhi kebutuhan listrik saat ini dan mendukung operasional smelter di masa depan. BMPP ini juga akan terhubung langsung dengan Gardu Induk Smelter PLN Kolaka, sehingga pasokan listrik ke Smelter Ceria dapat terus terjaga.
Sejak 2018, PT PLN (Persero) telah menjadi mitra strategis Ceria Group dalam penyediaan pasokan energi bersih dan ramah lingkungan bagi Smelter Merah Putih. Hingga saat ini, PLN telah memasok listrik sebesar 100 MVA dan berencana meningkatkan kapasitas hingga 414 MVA atau 352 MW melalui penandatanganan Surat Perjanjian Jual Beli Tenaga Listrik (SPJBTL).
Dukungan PLN juga mencakup layanan Renewable Energy Certificate (REC), yang memungkinkan Ceria Group untuk mendapatkan pengakuan internasional atas penggunaan Energi Baru Terbarukan (EBT). Kedatangan BMPP ini menunjukkan bahwa Ceria Group terus bergerak maju dalam mewujudkan masa depan energi yang lebih hijau.
Derian menegaskan bahwa sumber energi utama yang digunakan oleh Ceria Group berasal dari pembangkit listrik tenaga air, angin, dan mesin gas, yang sejalan dengan visi perusahaan untuk mengutamakan keberlanjutan dan energi bersih dalam setiap operasionalnya.