Portal Berita Terupdate

Kabar Terbaru: Rupiah Melemah Lagi, IMF Diduga Jadi Penyebabnya, Kini Mencapai Rp15.626 per Dolar AS

Rupiah Terus Melorot, IMF Diduga Sebagai Dalangnya, Kini Tembus Rp15.626 per Dolar AS

ekonesia.com – Rupiah Melemah ke Rp15.626 per Dolar AS, IMF Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Stagnan

Ekonesia.com – Rupiah kembali melemah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan hari ini, Selasa (23/10/2024). Menurut data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp15.626 per dolar AS, mengalami pelemahan 59 poin atau 0,38% dari hari sebelumnya.

Rupiah juga dibuka melemah di level Rp15.610 per dolar AS, seiring dengan imbal hasil AS yang lebih tinggi, arus masuk aset safe haven di tengah ketegangan geopolitik, dan ekonomi AS yang relatif tangguh. Namun, pengamat pasar uang, Ibrahim Assuaibi, memprediksi bahwa faktor-faktor tersebut akan segera berakhir dan menghambat pergerakan dolar AS.

“Tanda-tanda ketahanan terkini dalam ekonomi AS memicu peningkatan taruhan bahwa Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pada bulan November, lebih kecil dari pemangkasan 50 bps yang terlihat pada bulan September. Pedagang juga terlihat memperkirakan suku bunga terminal yang lebih tinggi,” tulis Ibrahim dalam risetnya, Rabu (23/10/2024).

Tren pelemahan rupiah juga terlihat pada data JISDOR BI (Bank Indonesia), dimana pada hari ketiga pekan ini terpantau rupiah masih tak berdaya di posisi Rp15.620 per USD. Raihan tersebut masih merosot dibandingkan sesi hari sebelumnya pada level Rp15.560/USD.

Selain itu, para pelaku pasar juga tengah bersiap untuk pemilihan presiden yang ketat. Calon presiden dari Partai Republik Donald Trump terlihat mengungguli calon dari Partai Demokrat Kamala Harris, menurut beberapa jajak pendapat terbaru dan pasar prediksi daring. Namun para analis masih melihat persaingan terlalu ketat untuk diprediksi, dengan sekitar dua minggu tersisa hingga pemungutan suara.

Ketegangan yang terus-menerus di Timur Tengah, karena Israel terus melancarkan serangan terhadap Hamas dan Hizbullah, juga menjadi sentimen lain yang mempengaruhi pergerakan rupiah. Sementara diplomat AS terlihat berusaha mendorong gencatan senjata, masih belum ada tanda-tanda de-eskalasi dalam konflik tersebut. Israel juga dilaporkan tengah mempersiapkan serangan balasan terhadap Iran.

Dari sentimen internal, International Monetary Fund atau IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sebesar 5,1% pada 2029. Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2024 diperkirakan tetap 5,0% atau stagnan dari tahun lalu. Hal itu tercantum dalam World Economic Outlook edisi Oktober 2024 yang diterbitkan IMF atau Dana Moneter Internasional pada hari Selasa (22/10/2024).

Laporan tersebut berjudul “Policy Pivot, Rising Threats” yang berarti Pergeseran Kebijakan, Meningkatnya Ancaman. Dalam laporan tersebut, IMF memproyeksikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini akan mencapai 5,0%. Seperti tahun-tahun sebelumnya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap berada di tren 5%.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *