ekonesia.com – Industri, pengamat energi dan pemangku kepentingan di sektor migas yakin bahwa target lifting minyak sebesar 605.000 barrel oil per day (BOPD) dan lifting gas bumi sebesar 1,005 juta barel setara minyak per hari yang ditetapkan dalam APBN tahun depan dapat tercapai. Hal ini berkat upaya pemerintah dan SKK Migas dalam mengembangkan lapangan migas, menerapkan teknologi, dan mereaktivasi sumur idle di seluruh kontraktor KKKS di Indonesia. Gusminar, Wakil Presiden PetroChina Indonesia, menyampaikan hal ini dalam diskusi di Graha DPP Partai Golkar pada Rabu (6/11/2024).
“Dorongan dari Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk meningkatkan produksi minyak dan gas bumi di dalam negeri melalui revitalisasi sumur idle disambut baik oleh KKKS dan industri penunjang migas. Kami optimistis bahwa pencapaian di masa depan akan lebih baik,” ungkap Gusminar.
Menurut Gusminar, pemangku kepentingan telah bekerja keras untuk mencapai target lifting minyak. Berdasarkan data pemerintah, dari 44.985 sumur di Indonesia, 16.990 di antaranya merupakan sumur idle. Meskipun tidak semuanya dapat direaktivasi, sebagian besar dari sumur tersebut memiliki potensi untuk direaktivasi.
“Dengan mereaktivasi dan mengoptimalkan kembali sumur-sumur yang ada, produksi migas dapat meningkat secara signifikan. Hal ini juga akan meningkatkan kegiatan eksplorasi dan pengembangan WK migas. Untuk itu, kami menyampaikan pemikiran, saran, dan rekomendasi dalam forum ini untuk mempertahankan dan meningkatkan produksi migas nasional,” jelas Gusminar.
Gusminar menekankan pentingnya untuk terus menarik investasi dalam negeri dan asing dengan menawarkan ketentuan fiskal yang kompetitif. Dia juga menekankan bahwa dibutuhkan iklim investasi yang mendukung, kemudahan berusaha dan perizinan, serta perbaikan regulasi untuk mendukung kegiatan eksplorasi yang lebih besar di masa depan. “Kemudahan berusaha dan perizinan juga berperan dalam menjaga lifting migas. Misalnya, kemudahan dalam hal kawasan hutan, masalah lahan, dan lainnya,” tambahnya.
Lebih lanjut, Gusminar menjelaskan program utama untuk meningkatkan produksi migas yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam jangka pendek, menengah, dan jangka panjang. Program jangka pendek mencakup pengeboran lebih dari 1.000 sumur pengembangan setiap tahun, mereaktivasi 1.000-1.500 sumur idle setiap tahun, serta percepatan proyek CEOR Minas area A (2 juta bbls), Steamflood Rantau Bais (2,8 juta bbls), dan simple sulfactant Balam South.
“Sementara itu, dalam jangka menengah, kami akan mempercepat proyek 153 POD/OPL/OPLL baru ditambah 4 PSN (Masela, AKM, IDD plus Geng North, UCC). Kami juga akan mempercepat POD 301 penemuan yang belum dikembangkan,” jelasnya.
Untuk jangka panjang, akan dilakukan pengeboran eksplorasi yang menargetkan Giant Prospect, rata-rata 54 sumur setiap tahun, serta PSE 5 lapangan Big Fish setiap tahun. Gusminar juga menambahkan bahwa kerja sama dengan pemain besar seperti EOG Resources (AS), CNPC, dan lainnya dalam bidang migas nonkonvensional juga perlu dilakukan.