ekonesia.com – Menurut Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza, industri kosmetik nasional masih memiliki prospek bisnis yang menjanjikan. Pada tahun 2023, industri ini diperkirakan akan menghasilkan pendapatan sebesar USD8,09 miliar dan diproyeksi akan meningkat menjadi USD9,17 miliar atau setara dengan Rp143,9 triliun pada tahun 2024.
Faisol juga menambahkan bahwa produk kecantikan tidak hanya digunakan oleh perempuan, tetapi juga semakin banyak pria yang menggunakan produk skincare. Hal ini menjadi salah satu faktor yang mendorong pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia. Jumlah pelaku usaha kosmetik di Indonesia juga diperkirakan akan meningkat dari 1.039 unit usaha pada tahun 2023 menjadi lebih dari 1.200 unit usaha pada tahun 2024, dengan sebagian besar berupa industri kecil dan menengah.
Menurut Faisol, pertumbuhan industri kosmetik di Indonesia dipengaruhi oleh meningkatnya minat masyarakat terhadap dunia kecantikan, serta perkembangan teknologi dan informasi yang mendorong inovasi dalam produk dan rantai pasok. Namun, Faisol juga menekankan pentingnya industri kosmetik untuk beradaptasi dengan perkembangan teknologi modern dan menerapkan konsep green industry untuk mendukung pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Faisol juga optimistis bahwa peluang pemasaran produk kosmetik di pasar domestik masih besar dan prospektif. Oleh karena itu, industri kosmetik dalam negeri perlu mampu memenuhi kebutuhan pasar ekspor dan mengisi pasar nasional. Faisol juga mengapresiasi perusahaan-perusahaan yang telah berkomitmen untuk memperkuat riset dan pengembangan dalam bisnisnya, dan pemerintah akan memberikan insentif untuk mendukung upaya tersebut.
Di samping itu, Indonesia juga memiliki potensi besar untuk menjadi negara dengan sumber bahan baku kosmetik alami. Saat ini, tren produk kosmetik alami semakin berkembang seiring dengan kesadaran masyarakat akan manfaat bahan baku alami.