ekonesia.com – Jakarta – Pembatasan subsidi BBM untuk ojek online dinilai akan berdampak pada harga kebutuhan barang meskipun bakal ada bantuan sosial dari pemerintah.
Menurut Pengamat Ekonomi dan Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Fahmy Radhi, kebijakan tersebut dianggap sebagai blunder karena sama saja dengan mencabut subsidi BBM untuk ojol. Hal ini akan menyebabkan biaya operasional ojol meningkat dan berdampak pada kenaikan tarif bagi konsumen, yang pada akhirnya dapat memicu inflasi. Fahmy juga menambahkan bahwa kebijakan ini akan semakin memperburuk daya beli kelas menengah ke bawah.
Ekonom tersebut juga menyoroti pernyataan Presiden Prabowo Subianto yang berjanji untuk membantu kehidupan masyarakat Indonesia pada tahun 2025. Namun, kebijakan larangan bagi ojol untuk menggunakan BBM subsidi menimbulkan keraguan akan komitmen Prabowo untuk pro rakyat.
Meskipun wacana pembatasan BBM subsidi bagi ojol ini tidak secara langsung mempengaruhi target pertumbuhan pemerintah menuju 8 persen, Fahmy menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi akan dipengaruhi oleh variabel lain seperti investasi. Namun, jika ekonomi RI terpengaruh oleh dampak konsumsi, kebijakan BBM ini dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.