ekonesia.com – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia menyambut baik penurunan realisasi produksi siap jual (lifting) minyak dan gas bumi (migas) secara alami dengan mempercepat penggunaan teknologi. Menurutnya, intervensi teknologi dapat meningkatkan kapasitas produksi migas nasional yang akan mendukung pencapaian swasembada energi.
Bahlil menegaskan bahwa untuk mencapai swasembada energi, diperlukan peningkatan lifting migas yang berkelanjutan dan optimal. Untuk itu, Bahlil mendorong Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk meningkatkan produksi migas melalui optimalisasi teknologi. Salah satu KKKS yang menjadi perhatian pemerintah adalah ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).
“KKKS yang memiliki produksi minyak bumi yang baik, seperti ExxonMobil, dapat memberikan kontribusi sebesar 25% dari total lifting nasional. Kami meminta mereka untuk melakukan intervensi teknologi guna meningkatkan produksi,” ujar Bahlil.
Bahlil juga menjelaskan bahwa Blok Cepu yang dikelola oleh ExxonMobil awalnya hanya mampu menghasilkan 100.000 barel minyak per hari, namun dengan penerapan teknologi yang tepat, produksi dapat meningkat menjadi 163.000 barel minyak per hari. Salah satu teknologi yang dianggap penting dalam menggenjot produksi minyak bumi adalah Enhanced Oil Recovery (EOR).
Kementerian ESDM bersama Satuan Kerja Khusus Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) saat ini sedang mempertimbangkan kebijakan intensif dalam implementasi EOR. Hal tersebut dilakukan untuk mengatasi tantangan berat yang dihadapi Indonesia, yaitu ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi migas.
“Saat ini, produksi minyak kita sebesar 600 ribu barel per hari, sedangkan konsumsi mencapai 1,5 hingga 1,6 juta barel per hari,” ungkap Bahlil.
Selain itu, Bahlil yang juga menjabat sebagai Menteri Investasi periode 2021-2024, juga mengambil langkah lainnya dengan mempercepat eksplorasi migas melalui kerja sama dengan KKKS dalam bentuk Joint Study. Kerja sama ini bertujuan untuk menemukan potensi cadangan migas yang belum tereksplorasi di Indonesia.
“Kami mengundang KKKS untuk melakukan eksplorasi melalui Joint Study guna menemukan cadangan migas baru,” ucap Bahlil.
Pemerintah juga berfokus pada pengurangan ketergantungan pada impor migas. Hal ini dikarenakan besarnya defisit neraca perdagangan migas. Oleh karena itu, peningkatan produksi migas dalam negeri menjadi langkah strategis yang dapat mengurangi ketergantungan tersebut.
“Strategi kami adalah meningkatkan produksi migas dalam negeri untuk menekan impor dan menciptakan swasembada energi,” tutur Bahlil.