ekonesia.com – Jakarta, Tiga BUMN dianggap sebagai kandidat yang kuat untuk mendirikan bank emas atau bullion bank. Ketiga BUMN tersebut adalah PT Pegadaian (Persero), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), dan PT Bank Syariah Indonesia (Persero) Tbk (BSI).
“Bullion bank ini sebagian praktiknya sudah dilakukan oleh Pegadaian, BRI, dan BSI di perbankan syariah. Kami berharap bank lain juga akan bergabung,” ujar Ekonom Center of Sharia Economic Development (CSED) Indef, Hakam Naja dalam diskusi virtual, Jumat (27/12/2024).
Hakam menjelaskan bahwa saat ini telah diterbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) Nomor 17 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Bullion yang menjadi dasar hukum pendirian bank emas di Indonesia. Aturan ini didasarkan pada UU Nomor 4 tahun 2023 tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (P2SK).
Menurut Hakam, bank emas nantinya akan menjadi tempat bagi masyarakat untuk membeli atau menyimpan emas sebagai instrumen tabungan. Nilai atau harga emas akan langsung dikonversi ke dalam rupiah dan ditampilkan dalam rekening.
“Jadi kita nanti bisa menabung emas, tetapi melalui pembelian di bank. Tidak perlu lagi ke Antam. Jika misalnya 10 tahun lalu harga emas Rp500.000 dan sekarang Rp1,5 juta, maka nilai Rp1,5 juta tersebut akan ada di rekening bank kita. Tidak perlu lagi menyimpan emas fisik,” jelasnya.
Mengutip POJK 17/2024, kegiatan usaha bullion meliputi simpanan emas, pembiayaan emas, perdagangan emas, penitipan emas, dan/atau kegiatan lainnya yang dilakukan oleh Lembaga Jasa Keuangan (LJK). Kegiatan ini juga dapat dilakukan berdasarkan prinsip syariah.
Hakam menilai bahwa bank emas dapat menjadi motor penggerak perkembangan bank syariah di Indonesia. Dengan adanya bank emas, ekosistem emas akan terintegrasi dari hulu ke hilir untuk kebutuhan berbasis emas, mulai dari simpanan, titipan, pembiayaan, investasi, hingga perdagangan dan kegiatan lainnya.
“Perbankan syariah merupakan bisnis yang sangat menjanjikan. Dengan adanya bullion bank, dapat menciptakan ekosistem yang terintegrasi dari hulu ke hilir untuk kebutuhan yang berbasis emas,” tuturnya.