Ekonesia.com – JAKARTA – Dolar Negeri Paman Sam turun lalu bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa pada Mulai Pekan (20/1) sebelum pelantikan Donald Trump sebagai presiden Amerika Serikat dengan para penanam modal berfokus pada pengumuman kebijakan yang dapat segera mempengaruhi greenback.
Volume perdagangan diperkirakan naik tipis akibat lingkungan ekonomi Negeri Paman Sam ditutup untuk liburan Hari Martin Luther King Jr. Informasi kenaikan harga Negeri Paman Sam lalu prospek penurunan suku bunga Federal Reserve baru-baru ini sudah pernah memacu aset-aset berisiko, termasuk Bitcoin, yang mencapai rekor tertinggi pada Mulai Pekan mencapai USD109.071,86 kemudian terakhir naik 4,2% dalam USD108.025.
Trump telah lama berjanji untuk menjadi Presiden Kripto serta diperkirakan akan mengeluarkan perintah eksekutif yang bertujuan untuk memperkenalkan adopsi aset digital secara luas. Beberapa analis pada waktu ini mengkhawatirkan penundaan di penerapan langkah-langkah administrasi Negeri Paman Sam dapat memicu reaksi jual yang digunakan berpotensi mengganggu peluang positif.
Perhatian para pemodal tertuju pada kebijakan-kebijakan yang dimaksud akan diberlakukan Trump pada hari pertamanya menjabat. Trump mengungkapkan bahwa ia akan memberlakukan batasan ketat pada imigrasi.
Ahli strategi Goldman Sachs memperkirakan inovasi kebijakan Negeri Paman Sam akan menyokong penguatan dolar, tetapi menyampaikan peringatan tentang risiko jangka pendek lantaran ekspektasi pangsa untuk tindakan cepat pada tarif. Angka dolar, yang dimaksud mengukur mata uang Amerika Serikat terhadap enam mata uang lainnya, turun 0,32% pada 109,08. Ukuran ini mencapai level tertinggi 26 bulan di dalam 110,17 pada minggu lalu.
Dolar Negeri Paman Sam telah lama naik 4% sejak pemilihan presiden bulan November sebab para trader mengantisipasi kebijakan-kebijakan Trump akan mengupayakan pertumbuhan kemudian inflasi.
“Ada ekspektasi yang mana tinggi bahwa Trump akan mengumumkan tarif perdagangan pada bawah perintah eksekutif dengan dengan banyak pengumuman kebijakan lainnya yang dimaksud dapat memacu kenaikan dolar Negeri Paman Sam lebih banyak lanjut,” kata Derek Halpenny, kepala riset pangsa global pada MUFG, dilansir dari Reuters, Hari Senin (20/1/2025).
