Ekonesia.com – INDRAMAYU – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman sama-sama Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni melaksanakan investasi agroforestri pangan secara serentak di tempat 17 provinsi di dalam seluruh Indonesia. Kegiatan ini mencakup penyetoran padi lahan kering dan juga Tanaman Serbaguna atau Multipurpose Tree Species (MPTS). Pusat pelaksanaan acara berada di dalam areal Hutan Kemasyarakatan KTH Tani Jaya 4, Wilayah Indramayu, Jawa Barat, dengan luas investasi sekitar 5 hektare.
Agroforestri pangan merupakan sistem pengelolaan hutan lestari yang dimaksud diterapkan di kawasan hutan negara atau hutan adat. Sistem ini melibatkan penduduk setempat atau warga hukum adat sebagai pelaku utama di meningkatkan kesejahteraan, keseimbangan lingkungan, dan juga dinamika sosial budaya.
Mentan Amran menegaskan pemanfaatan lahan kering melalui sistem tumpang sari dengan flora pangan miliki peluang luas mencapai 500.000 hektare, pada mana sekitar 389.000 hektare berada di dalam kawasan perhutanan sosial juga lahan kehutanan lainnya.
“Ini luar biasa, penyertaan agroforestri tumpang sari padi bisa saja mencapai 1 jt hektare. Jika kita jalankan dengan baik, insyaallah Indonesia akan lebih tinggi cepat mencapai swasembada. Presiden sangat mengupayakan sektor pertanian, mulai dari pupuk, benih, hingga alsintan,” ujar Mentan di keterangan tertulis, Selasa (4/2/2025).
Lebih lanjut, ia menekankan bahwa upaya peningkatan produksi terus dilakukan, termasuk optimasi lahan dengan sistem pompanisasi dan juga pencetakan sawah di tempat berbagai provinsi. Mentan juga mengungkapkan bahwa berdasarkan data BPS, produksi padi pada Januari naik 52 persen, Februari naik 51 persen, lalu Maret naik 50 persen.
“Semua ini adalah hasil perhatian penuh Presiden terhadap sektor pertanian. Kita harus bersyukur, sebab dalam ketika sejumlah negara mengalami kelaparan kemudian stunting, kita masih mempunyai pangan yang mana cukup dan juga bergizi untuk anak-anak kita,” kata dia.
Meskipun demikian, Mentan mengingatkan bahwa Indonesia harus masih waspada terhadap pembaharuan iklim yang tiada menentu. “Jawaban menghadapi ketidakpastian ini adalah swasembada pangan. Kita harus melakukan konfirmasi Indonesia menjadi lumbung pangan dunia,” tegasnya.
Sementara, Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni menegaskan penyertaan padi gogo di tempat lahan hutan merupakan bagian dari strategi pemerintah pada mengoptimalkan produksi tumbuhan pangan, sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto.
“Saya diperintahkan untuk memaksimalkan peluang hutan. Ini adalah bukanlah membuka hutan baru, melainkan merevitalisasi lahan yang digunakan sebelumnya mengalami kebakaran atau kekeringan agar kembali produktif dengan padi gogo,” ujarnya.











